Selasa

Kajian Medikspot

Merangsang Sinergi Pendidikan dan Organisasi Pada Mahasiswa Kedokteran

Kreasi mahasiswa akan hadir melalui stimulus pengalaman tertentu yang dialaminya. Perkembangan aspek Hard Skill dan Soft Skill senantiasa mencapai puncaknya ketika mahasiswa mengijinkan pengalaman tertentu hadir pada kehidupannya. Tak terbantahkan apabila mahasiswa kedokteran sepintas tergambar berbeda dengan mahasiswa sains terapan lainnya. Mahasiswa kedokteran cukup menuntut ilmu melalui ranah pendidikan dan profesi yang seharusnya akan diraih. Mahasiswa ini tidak akan menyimpang dari apa yang telah dipelajarinya selama ini. Belajar dengan tekun, meraih nilai yang baik serta mengasah keahlian sebagai dokter sudah lebih dari cukup untuk menjadikan seorang meraih puncak pencapaiannya sebagai seorang dokter.

Hal ini dengan serta merta menghasilkan paradigma tepat bahwa mahasiswa kedokteran harus berorinetasi pada pendidikannya tanpa perlu meraih sinergi dengan lingkungan sekitarnya selama proses pendidikan. Beberapa dokter juga memberikan gambaran yang tepat akan hal ini, dengan cakap dan lancar mereka menjelaskan bahwa seorang dokter pasti akan berperan aktif dalam masyarakat secara tepat karena ilmunya. Tidak perlulah aneh-aneh ikutan organisasi, tugas anda adalah belajar. Sangat tepat karena mereka membangun persepsi ini berdasarkan pengalaman pribadi dan memang mereka meraih sukses sebagai seorang dokter handal tanpa pernah menyentuh organisasi.

Pergerakan era semakin tak terkendali, geliat penyakit dan inovasi penyembuhannya sedemikian mencengangkan pula. Kompetisi profesi menjadi arus dan warna yang terus berkembang dalam strata sosial dunia kedokteran. Arus dunia menuntut setiap profesional muda hingga tua harus mampu tampil dengan terorbit. Keterampilan dan keahlian tambahan seorang dokter sebagai profesional justru mampu pelecut untuk pengorbitan seorang dokter. Wawasan sosial dan pandangannya yang berbeda terhadap berbagai permasalahan menjadi penyebab utama seorang dokter mampu tampil dan menjadi seorang yang luar biasa.

Menapaki dunia aktual, mari kita melihat sosok Dokter Gamal Albinsaid yang meraih penghargaan khusus dari Pangeran Charles akibat kegigihannya menjadi seorang dokter yang mengorbit melalui asuransi sampah yang di inovasikannya. Dalam dunia hiburan, sosok Dokter Jebolan Universitas Indonesia, Teuku Adifitrian menjadi percontoh yang tidak asing lagi. Dokter dan Penyanyi yang dikenal dengan nama Tompi ini mampu memukau masyarakat dengan karyanya yang mengesankan.

Organisasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa pada prinsipnya adalah wahana yang akan menghadirkan pengalaman tertentu kepada setiap individu yang terlibat didalamnya. Berbagai kecenderungan manusia sebagai makhluk sosial akan terlatih dengan tepat melalui wahana ini. Berhadapan langsung dengan upaya menghadapi manusia lain, kelompok masyarakat, hingga garis-garis besar penyelenggaraan suatu kegiatan akan melatih mahasiswa menjadi organisator dan motor yang handal.

Badan Otonom menjadi wadah penaungan organisasi untuk membentuk pengembangan pribadi secara khusus pada keahlian dan keterampilan masing-masing. Badan Otonom yang bergerak dalam keagamaan akan mengkreasikan mahasiswa yang mensinergikan ilmu dan imannya secara lebih komperhensif. Keterlibatan mahasiswa dalam Badan Otonom pers mahasiswa akan menstimulasi tokoh yang kreatif dan mampu tampil mengesankan sebagai penulis, desainer hingga public speaker.

Melalui pengakaran organisasi dan pengembangan melalui wahana khusus Badan Otonom, mahasiswa kedokteran akan meraih pengalaman tertentu yang menstimulasi kreasi inovasinya dengan baik. Pengakaran kader secara berkesinambungan akan menggenlontorkan harapan di tengah krisis kepemimpinan yang secara fluktuasi terjadi di negeri ini.

Bayangkan, dengan tanpa mengikuti organisasi saja seorang mahasiswa kedokteran mampu meraih sukses yang luar biasa. Apalagi dengan raihan pengalaman dan pengembangan keterampilan khsusus atau softskillnya dalam organisasi. Mahasiswa Kedokteran akan mampu mengorbitkan dirinya sebagai insan yang cerdas dan inovatif.


Reijefki Irlastua Simbolon 
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

-Pemimpin Umum Lembaga Pers Mahasiswa (LPM-Medifka) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
-Staf Pendidikan dan Profesi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
-Ketua Angkatan 2013 Perhimpunan Mahsiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) cab Palembang

1 komentar: